Senin, September 29, 2025
BerandaArtikelKeikhlasan dalam Bermuhammadiyah

Keikhlasan dalam Bermuhammadiyah

Muhammadiyah dinilai oleh banyak orang sebagai organisasi yang maju, kaya dan tertib dalam manajemen. Banyak konten di sosial media, baik lewat youtube, tiktok, whatsapp, X atau Twitter , yang berisi sanjung manjung kepada Muhammadiyah. Tentu kita bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah, itu berarti kerja-kerja dakwah di Muhammadiyah itu mendapatkan apresiasi dari umat dan masyarakat. Namun demikian, tidak perlu jumawa kemudian merasa cukup dan lupa daratan, lalu berhenti beramal shaleh.

Sesungguhnya masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan. Rasa-rasanya pekerjaan rumah itu tidak akan ada pernah habisnya. Karena itu sebagaimana roda kehidupan, gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar itu tidak akan pernah berhenti hingga akhir zaman. Intinya, pengurus dan warga Muhammadiyah tidak boleh melambung karena sanjungan ataupun larut dalam cercaan. Beramal shaleh tiada henti untuk mewujudkan cita-cita Islam sebagai Rahmat bagi semesta alam

Selama ini disadari atau tidak, kekuatan Muhammadiyah itu terletak pada rasa ikhlas yang ada dalam setiap hati sanubari warganya. Dengan hati ikhlas itu orang-orang Muhammadiyah menggerakkan persyarikatan, mendirikan dan mengelola  amal usaha, serta menggembirakan dakwah Amar Ma’ruf nahi Munkar. Ikhlas adalah ruhul ‘amal. Dengan rasa ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah SWT itu maka setiap pemikiran,  langkah dan perbuatan akan dicatat sebagai kebaikan dan bernilai ibadah disisi-Nya.

Setiap amal perbuatan yang didalamnya ada keihklasan akan dapat mengubah dunia dan menghasilkan tujuan yang berlipat ganda. Ikhlas sebagai ruhul ‘ amal membuat suatu perbuatan yang berat akan terasa ringan, yang jauh akan terasa dekat, yang malas akan segera bangkit bekerja,yang tidur akan segera bangun dan yang buntu akan terpampang jalan keluar yang banyak. Ikhlas akan meringankan semuanya. Ikhlas juga akan menumbuhkan pengorbanan, baik waktu, tenaga, pikiran dan materi. Jiwa yang ikhlas akan melahirkan ketawadu’an, kerendah hatian, kesederhaan dan sifat-sifat qana’ah (merasa cukup dan apa yang diberikan oleh Allah). Ikhlas akan melahirkan sifat-sifat baik, Akhlakul karimah. Ikhlas akan membuat hati banyak bersyukur atas nikmat-nikmat Allah yang sudah diberikan.

Begitulah sifat ikhlas, adalah sifat utama yang memandu dan mengiringi gerakan amal shaleh di Muhammadiyah. Banyak orang yang tidak paham bahwa seolah-olah kemajuan Muhammadiyah itu hanya semata-mata karena organisasinya dikelola secara tertib dan modern. Orang-orangnya cerdas dan terdidik. Bukan semata-mata karena itu. Dibalik itu semua ada jiwa-jiwa yang ikhlas yang melipat gandakan fikiran, tenaga, waktu, materi bahkan raga untuk izzul Islam wal muslimin. Kalau cuma cerdas dan berpendidikan, di luar sana  juga banyak, tidak kurang-kurangnya. Negara ini bahkan mungkin surplus orang cerdas dan terdidik. Tapi sedikit orang yang dengan sifat kenegarawanannya tulus ikhlas mengabdi kepada masyarakat.

Jangan sekali-kali tidak ikhlas dalam mengurus Muhammadiyah karena nanti pasti akan kecewa. Kalau sudah kecewa akan gampang mutungan, lalu ujungnya lari atau pergi dari Muhammadiyah. Kalau bermuhammadiyah itu tujuannya materi, pasti ujungnya  kecewa atau masygul apalagi yang didapatkan dari materi itu tidak seperti yang diharapkan. Ada kekurangan sedikit saja pembayaran pasti akan  marah, dimintai infaq aras arasen dan menggerutu. Orang-orang yang seperti itu kalau disuruh berjuang di Muhammadiyah akan setengah-setengah, tidak totalitas, terpaksa atau justru malah menentang dan memusuhi. Seperti musuh dalam selimut. Hati-hati dengan rasa tidak ikhlas ketika berkidmat di Muhammadiyah.

Muhammadiyah itu punya mekanisme alamiah untuk menyaring dan menscrening orang-orang yang tidak tulus dalam bermuhammadiyah. Orang-orang yang tidak jujur di Muhammadiyah itu akan kelihatan. Begitu pula orang-orang yang  tidak ikhlas juga akan kelihatan. Setidaknya dirasakan oleh warga persyarikatan. Orang-orang Muhammadiyah itu sangat peka dengan ketidakjujuran dan ketidak ikhlasan. Dapat melihat dan menangkap gelagat orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan dari Muhammadiyah.

Sebab itu kalau ada pimpinan persyarikatan atau pimpinan amal usaha yang tidak jujur, maka ia tidak akan dipakai lagi, tersingkirkan dengan sendirinya. Jika ada orang yang menjadi pengurus Muhammadiyah tapi memiliki pamrih materi, jabatan atau kekuasaan, yakinlah dia nanti akan dengan sendirinya tereliminasi dari Muhammadiyah. Tidak ada lagi orang yang mau memilihnya dalam musyawarah di persyarikatan.

Karena itu sifat ikhlas sebagai ruhul ‘amal hari terus diperteguh dan diperkuat. Jangan sampai warga dan kader Muhammadiyah terkikis sedikit demi sedikit rasa ikhlasnya dalam mengelola amal usaha dan persyarikatan. Melemahnya keikhlasan  sangat mungkin terjadi seiring dengan besarnya kekayaan dan pengaruh Muhammadiyah secara politik. Godaan syahwat materi dan  politik kekuasaan sangat mungkin memberikan pengaruh kepada warga persyarikatan. Jika rasa ikhlas dan tulus hati itu hilang, maka jangan berharap dakwah Muhammadiyah itu bisa lestari. Muhammadiyah bisa melemah seiring dengan melemahnya keikhlasan. Wallahu a’lam bishwab.

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini