Jumat, Juli 18, 2025
BerandaAUMBudiyanto, Kepala MAM Metro: Membangun Komitmen dan Ghirah di Lingkungan Madrasah

Budiyanto, Kepala MAM Metro: Membangun Komitmen dan Ghirah di Lingkungan Madrasah

Metro-Dalam era pendidikan yang terus mengalami transformasi, keberadaan pemimpin yang mampu menanamkan nilai komitmen, keteladanan, dan semangat ideologis menjadi sangat penting. Sosok Budiyanto, yang di berikan amanah sebagai Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Metro oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Metro Pusat sejak tahun 2023, hadir sebagai pemimpin yang tidak hanya mengatur roda organisasi pendidikan di madrasah, namun juga membimbing civitas akademika untuk menjalankan tugas secara profesional dan berlandaskan nilai-nilai ke-Muhammadiyahan.

Dalam berbagai kesempatan, Budiyanto senantiasa menekankan pentingnya integritas dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai pendidik maupun tenaga kependidikan. Ia percaya bahwa keberhasilan sebuah lembaga pendidikan bukan hanya ditentukan oleh kurikulum dan sarana, tetapi juga oleh karakter dan dedikasi para pengelolanya.

“Menjadi guru dan karyawan di Madrasah Muhammadiyah tidak cukup hanya dengan bekerja sesuai jam kerja. Kita harus membawa semangat dakwah, membumikan nilai Islam berkemajuan, dan aktif dalam gerakan Muhammadiyah secara nyata,” tegasnya dalam pembinaan guru dan karyawan di Aula MA Muhammadiyah Metro, (17/06/2025).

Tidak hanya memberikan arahan secara formal, Budiyanto juga dikenal dekat dengan para guru dan staf. Ia kerap mengadakan forum internal yang tidak hanya membahas hal teknis, tetapi juga pembinaan ideologi dan spiritualitas. Di bawah kepemimpinannya, budaya kerja kolektif dan penuh tanggung jawab semakin tumbuh. Setiap agenda madrasah diarahkan untuk mendukung visi besar Muhammadiyah: mencetak generasi muslim yang unggul dalam iman, ilmu, dan amal.

Salah satu program yang menjadi unggulan adalah penguatan komitmen dalam bekerja sebagai pendidik dan tenaga kependidikan. Budiyanto mendorong seluruh guru dan karyawan untuk aktif melaksanakan 18 kode etik guru & karyawan MA Muhammadiayh dan Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Metro. Hal ini ia anggap penting sebagai bentuk keteladanan dan penguatan jati diri sebagai Guru dan Karyawan khusunya sebagai warga persyarikatan.

“Kami ingin menjadikan madrasah ini bukan hanya tempat belajar mengajar apalagi hanya sebagai tempay bekerja, tetapi juga pusat pengkaderan dan penyemaian nilai-nilai kebaikan untuk ber amal dan ber-Muhammadiyah,” ujarnya.

Gagasan ini bukan sekadar retorika. Di bawah kepemimpinannya, Madrasah Aliyah Muhammadiyah Metro mulai dikenal dengan suasana kerja yang disiplin dan penuh kekeluargaan, serta program-program inovatif dan kreatif melalui kegiatan pengembangan kesiswaan siswa melalui roda organisasi otonom di madrasah seperti Ikatan Pelajar Muhamamdiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) yang tetap berpijak pada nilai-nilai Islam berkemajuan.

Sebagai bentuk prestasi atas dedikasi dan kepemimpinannya, Budiyanto berhasil meraih Medali Perak sebagai Kepala Madrasah Dedikatif Tingkat Nasional, sebuah ajang Olimpiade Muhammadiyah Berprestasi Nasional penghargaan yang menunjukkan konsistensi dan kualitasnya dalam memajukan pendidikan berbasis nilai.

Konsistensi Budiyanto dalam membangun madrasah yang profesional sekaligus ideologis membawa pengaruh positif bagi seluruh warga madrasah. Para guru merasa lebih dihargai dan didorong untuk terus berkembang, bukan hanya sebagai tenaga pendidik, tetapi juga sebagai kader Muhammadiyah yang aktif dan produktif. (iff)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini