Kamis, April 17, 2025
BerandaArtikelSeri profetika puasa: Zikir Jalan Ketenangan Jiwa

Seri profetika puasa: Zikir Jalan Ketenangan Jiwa

Akhir ramadhan menjadi waktu terbanyak kita melakukan zikir kepada Allah SWT. Baik zikir lisan, amal ataupun zikir hati. Karena zikir adalah amalan yang sangat utama dalam Islam.

Zikir adalah jalan sehat mentalitas paling unggul, karena disini memang terkumpul amalan hati, amalan lisan bahkan amal jasmani. Manusia yang tidak berzikir diibaratkan oleh Rasulullah SAW seperti orang yang tidak hidup. Karena ciri orang hidup adalah ingat, sadar dan mindfull.

Ini yang perlu difahami, banyak orang mengatakan dirinya berzikir tapi baru sampai tahap berucap, tapi dirinya tidak sadar dan tidak ingat pada Allah, dia tidak mindfull, tidak fokus kepada Allah SWT, sehingga zikirnya tidak berpengaruh besar, kecuali hanya ritual yang selalu dia ucapkan.

Kata zikir hakikatnya bermakna mengingat dan mengulang, artinya dengan mengulang-ngulang menyebut nama Allah SWT maka akan ingat kepada Nya. Seperti seseorang yang sering menyebut-nyebut nama, membicarakanya, maka itu akan menjadi ingatan paling kuat dalam dirinya. Sama dengan menyebut selalu pagi sore, siang malam, setiap waktu, dimanapun, nama Allah SWT, maka akan senantiasa ingat pada Allah SWT.

Dengan ingat pada Allah SWT inilah dirinya akan merasakan ketenangan hakiki. Allah SWT berfirman:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Dalam hadis lain, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat akan meliputi mereka, ketenangan akan turun kepada mereka, dan Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk-Nya.”(HR. Muslim, no. 2700)

Ketenangan ini disebabkan karena seseorang yang ingat kepada Allah SWT dengan penuh kesadaran, dia sangat memahami bahwa Allah SWT zat yang Maha segala-galanya, kekhawatiran dirinya, ketakutan dirinya, dan semua permasalahan dirinya sangat mudah bagi Allah SWT, dan dirinya yakin bahwa Allah SWT tidak pernah membebani hamba Nya kecuali sesuai dengan kemampuannya.

Ibnu Qoyyim berkata “Zikir bagi hati laksana air bagi ikan. Apa jadinya jika ikan dikeluarkan dari air?” (Al-Wabil Ash-Shayyib, hal. 82), begitu juga al Ghazali berkata “Zikir adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Hati yang selalu ingat kepada Allah akan selalu berada dalam ketenangan, dan zikir adalah pintu yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Juga Ibnu Taimiyah: “Sesungguhnya di dunia ini ada surga, siapa yang tidak memasukinya, ia tidak akan memasuki surga akhirat. Surga dunia itu adalah ketenangan hati dalam mengingat Allah.” (Majmu’ al-Fatawa, 10/21

Berbagai studi telah meneliti efek zikir terhadap kesehatan mental:

1️⃣ Studi oleh Benson & Proctor (2010) → Menunjukkan bahwa praktik keagamaan seperti zikir dapat menurunkan tekanan darah dan stres.
2️⃣ Penelitian di Iran (2018) → Pasien yang mengalami gangguan kecemasan menunjukkan peningkatan signifikan dalam ketenangan dan pengurangan stres setelah rutin berzikir.
3️⃣ Studi di Malaysia (2020) → Zikir dikaitkan dengan peningkatan kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis, terutama bagi individu yang mengalami stres tinggi.

Mari jadikan zikir sebagai sebuah budaya baik dan habit dalam diri, zikir bukan sekedar ritual, tapi mengandung spiritualitas yang sangat tinggi. Sehingga semua orang akan mendapatkan kebahagiaan sejati ketika dirinya bersama Allah SWT. Bersanding dan bersandar dengan Allah SWT. Adakah yang membuat kita sedih ketika sadar bahwa Allah SWT bersama Kita???

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini