Kamis, April 17, 2025
BerandaArtikelRABBI: BERI AKU WAKTU SEBENTAR SAJA

RABBI: BERI AKU WAKTU SEBENTAR SAJA

Perjalanan kehidupan manusia yang tidak bisa dihindari, mau tidak mau harus dilalui, adalah kematian. Siapapun orangnya, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, berpangkat atu tidak, raja atau jelata, suku atau golongannya, dari negara manapun ia berasal, pasti akan mengalaminya. Kematian bukanlah akhir dari sebuah perjalanan karena masih ada perjalanan lain berikutnya. Dalam Islam, seseorang yang meninggal dunia, maka ia akan memasuki suatu alam yang disebut dengan alam kubur atau alam barzakh. Barzakh sendiri berarti sekat yaitu suatu alam yang membatasi antara alam dunia dan akhirat. Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad manusia sampai dibangkitkannya pada hari kiamat.

Alam barzakh itu meskipun hanya menjadi tempat persinggahan, namun waktunya cukup panjang, bahkan kabarnya lebih lama dibandingkan dengan alam dunia. Barzakh telah memutus hubungan manusia dengan apapun yang berbau duniawi. Kekayaan yang berlipah, rumah mewah, mobil mewah, uang yang jutaan, milyaran dan triliunan semua ditinggalkan, tidak ada yang dibawa sedikitpun atau sepeserpun. Begitu pula anggota keluarga dan orang-orang terdekat, tidak ada yang bisa dibawa dan pasti juga tidak ada yang mau dibawa. Istri yang cantik, anak-anak yang jelita dan rupawan, sangat disayangi dan dicintai, semua ditinggalkan. Jabatan, kehormatan, para pengawal yang dulu waktu didunia setia disamping kanan dan kiri dimanapun berada, semua tidak ada yang mau ikut.

Kalau begitu apa yang bisa di bawa dan menyelamatkan di alam kubur?  Jawabannya, hanyalah amal ibadah dan perbuatan baik (amal shaleh) selama hidup didunia. Orang-orang yang tidak memiliki cukup bekal untuk dibawa ke alam kubur, nanti akan menghiba kepada Allah supaya bisa diberi kesempatan sebentar saja untuk kembali ke dunia untuk berbuat baik. Orang-orang yang waktu di dunia bersikap pongah, sombong, bersikap dzalim dan semena-mena, adigang adigung adiguna, nanti akan meminta waktu sesaat saja untuk kembali ke dunia supaya bisa memperbaiki diri.

Setidaknya ada tiga jenis (kelompok) manusia yang nanti di alam barzakh meminta waktu untuk diberikan kesempatan kembali ke dunia. Mereka menjerit dan menghiba, meminta dispensasi agar bisa ditunda kematiannya atau dikembalikan sebentar saja di dunia supaya bisa beribadah dan memperbaiki diri.

Kelompok pertama, adalah manusia tidak banyak berbuat baik dan beramal shaleh. Ini adalah orang-orang yang waktu hidup di dunia tidak banyak  berbuat kebaikan dan amal shaleh. Segala perintah Allah diabaikannya, sementara larangan-Nya diterabas dan dilakukannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak rajin ibadah, shalat ditinggalkannya, puasa tidak pernah, hubungan sosial kepada orang lain buruk. Masa bodoh dengan kehidupan akhirat, hidupnya diliputi dengan nafsu duniawi semata, egois dan individualis, serta keburukan-keburukan lainnya. Orang-orang seperti ini, nanti di alam barzakh menghiba supaya dikembalikan ke dunia dan berjanji akan berbuat kebajikan. Namun harapan itu sia-sia saja, karena  dunia sudah tertututp bagi orang-orang yang sudah sampai di alam kubur. Gambaran ini dijelaskan dalam Al-qur’an surat Al-Mukminun ayat 99-100, sebagai berikut:

حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّاۗ اِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al-Mukminun: 99-100).

Kelompok kedua, adalah manusia yang sewaktu hidup dunia jarang bersedekah, tidak pernah berinfaq, berat membayar zakat, menumpuk materi dunia namun berat untuk membantu yang lain dengan hartanya. Mereka disibukkan waktunya untuk bekerja dan mengejar duniawi, menumpuk aset, melipatgandakan tabungan dan deposito. Namun ketika diminta untuk menyisihkan sebagian rezeki yang didapat dalam rangka membantu orang yang kesusahan, membantu untuk kepentingan orang banyak, berinfak untuk perjuangan dakwah Islam dan jihad fi sabililah, mereka menggengam tangannya erat-erat dan enggan mengulurkannya. Mereka inilah orang-orang yang meminta supaya kematiannya ditunda sedikit waktu lagi sehingga dapat kembali ke dunia walaupun hanya sebentar, supaya bisa bersedekah. Allah SWT menjelaskanya dalam surat Al-Munafiqun ayat 10:

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Munafiqun: 10).

Kelompok Ketiga, orang-orang yang disebut oleh Allah sebagai manusia yang Dzalim. Mereka adalah orang yang tidak percaya dengan Tuhan (Ateis) dus dengan demikian juga tidak percaya dengan alam akhirat, surga atau neraka. Mereka mengangap manusia itu bisa segala-galanya dengan sendirinya, hidupnya akan abadi. Mereka yang dzalim ini adalah orang-orang yang juga sombong dengan segala hasil karya pikiran dan semua hal yang diusahakan dari tangannya. Para pemimpin yang dzalim, gila jabatan, angkuh dan semena-mena, termasuk dalam kelompok ini. Di akhirat nanti mereka ini seperti “ayam sayur”, menghiba minta dikembalikan ke dunia supaya bisa memperbaiki diri. Allah SWT menjelaskannya dalam Al-Qur’an surat Ibrahim : 44, yakni sebagaimana di bawah ini.

وَاَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيْهِمُ الْعَذَابُۙ فَيَقُوْلُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا رَبَّنَآ اَخِّرْنَآ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۙ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَۗ اَوَلَمْ تَكُوْنُوْٓا اَقْسَمْتُمْ مِّنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِّنْ زَوَالٍۙ

“Dan berikanlah peringatan (Muhammad) kepada manusia pada hari (ketika) azab datang kepada mereka, maka orang yang zalim berkata, “Ya Tuhan kami, berilah kami kesempatan (kembali ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), “Bukankah dahulu (di dunia) kamu telah bersumpah bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (QS.Ibrahim: 44).

Demikianlah Allah menjelaskan orang-orang yang menyatakan penyesalan dengan sungguh-sungguh menyesal dan meminta dihidupkan serta kembali ke dunia untuk memperbaiki diri, berjanji berbuat baik dan beramal shaleh. Jika diberi kesempatan mereka berjanji akan rajin beribadah: mau rajin shalat, berpuasa, berdzikir, membaca Al-Qur’an, dan lain sebagainya. Jika diberi kesempatan mereka akan berinfaq dan  bersedekah dengan hartanya, tidak akan pelit, bahkan jika perlu semua hartanya akan diinfakkan. Jika diberi kesempatan mereka berjanji akan beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak akan berbuat dzalim, tidak akan angkuh dan sombong di muka bumi.

Namun semua penyesalan dan permintaan untuk kembali ke dunia itu meskipun hanya sedetik saja akan sia-sia belaka. Ketentuan Allah telah berlaku, tidak akan mungkin yang sudah mati akan kembali ke dunia lagi. Benar kata orang, penyesalan selalu datang belakangan. Wallahu a’lam bishawab. (mh.18.03.25).

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini