METRO-Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Metro menggelar pengajian pimpinan yang dihadiri oleh pleno PDM Kota Metro, pleno Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) se-Kota Metro, Ketua dan Sekretaris Pembantu Pimpinan (UPP) tingkat daerah serta Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Kota Metro. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Mujahidin Muhammadiyah Metro pada Ahad (16/3).
Rangkaian acara yang diawali dengan penyerahan dana kepada Pimpinan Cabang dan Ranting Muhammadiyah se-Kota Metro. Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula pembuatan rekening ranting sebagai bagian dari upaya memperkuat administrasi keuangan organisasi. Selain itu, penghargaan diberikan kepada masjid Muhammadiyah unggulan di Kota Metro sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi dalam pengembangan dakwah dan pelayanan umat.
Ketua PDM Kota Metro, Kustono, S.Ag., dalam sambutannya menyampaikan bahwa LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) terus menjalankan program unggulan sebagai bagian dari kerja UPP. Ia menegaskan bahwa setiap majelis di Muhammadiyah telah menyepakati untuk merealisasikan satu program unggulan pada tahun 2025.
“Kami mengajak seluruh majelis untuk segera merealisasikan program unggulan masing-masing. Dalam waktu dekat yang akan melaksanakan program LSBO (Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga), diharapkan segera melakukan persiapan agar pelaksanaannya berjalan dengan optimal,” ujarnya.
Puncak acara diisi dengan sesi pengajian yang disampaikan oleh Prof. Dr. Marzuki Noor, M.S., Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung. Dalam ceramahnya, ia menekankan pentingnya penguatan ideologi dalam tubuh Muhammadiyah agar dapat terus berkembang sebagai gerakan Islam modern yang kokoh.
Ia menjelaskan empat Pintu Masuk Muhammadiyah. Prof. Marzuki menjelaskan bahwa ada empat pintu masuk seseorang ke dalam Muhammadiyah, yaitu: Kultur, melalui kebiasaan dan tradisi dalam lingkungan Muhammadiyah. Calter, masuk melalui pendidikan atau institusi yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. Kepribadian, melalui karakter individu yang sejalan dengan nilai-nilai Muhammadiyah. Genetik, berasal dari keluarga yang telah menjadi bagian dari Muhammadiyah.
Menurutnya, ideologi Muhammadiyah harus dapat terinternalisasi, mendarah daging, dan diadopsi oleh setiap kader dan pimpinan. Ia menekankan bahwa Muhammadiyah tidak sekadar menjadi organisasi keislaman, tetapi juga sebuah ideologi yang membentuk karakter, arah perjuangan, serta keotentikan organisasi.
Dalam sesi pengajian, Prof. Marzuki menyoroti pentingnya ideologi Muhammadiyah sebagai elemen utama dalam menjaga keutuhan dan arah gerakan. Ia menguraikan lima peran strategis ideologi dalam organisasi:
Sebagai identitas organisasi, yang membedakan Muhammadiyah dengan organisasi lainnya. Menjaga keotentikan organisasi, agar tetap berada dalam koridor perjuangan Islam yang berkemajuan. Membentuk karakter pimpinan dan kader, sebagai pemimpin yang berintegritas dan berakhlak Islami. Sebagai dasar dan landasan perjuangan, dalam mencapai cita-cita Muhammadiyah.
“Juga Memberi arah dan penjelasan dalam pemahaman keagamaan, agar dakwah Muhammadiyah tetap sesuai dengan manhaj tarjih yang telah digariskan,”terangnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tahapan internalisasi ideologi Muhammadiyah yang mengacu pada teori inovasi Rogers. Proses ini melibatkan lima tahap utama: Tahap Pengetahuan – Memahami nilai-nilai dasar ideologi Muhammadiyah. Tahap Persuasi – Menumbuhkan keyakinan dan kesadaran dalam diri kader. Tahap Keputusan – Memutuskan untuk mengadopsi ideologi Muhammadiyah. Tahap Implementasi – Menerapkan ideologi dalam kehidupan sehari-hari. Tahap Konfirmasi – Mengevaluasi dan memastikan keberlanjutan penerapan ideologi Muhammadiyah. (ims)