Senin, Maret 24, 2025
BerandaArtikelPuasa dan Kesehatan

Puasa dan Kesehatan

Ibadah puasa dalam berbagai riset banyak dihubungkan manfaatnya bagi kesehatan orang yang berpuasa, baik sehat secara jasmani (fisik) maupun sehat rohani (mental). Banyak dokter dan peneliti di bidang kesehatan yang menggunakan puasa sebagai terapi untuk mengobati berbagai penyakit. Dirangkum dari berbagai sumber, manfaat puasa bagi kesehatan dapat dijelaskan sebagaimana  berikut ini.

Ketika seseorang sedang berpuasa, tubuh tidak kemasukan makanan dan minuman dalam kurun waktu tertentu (dari terbit fajar hingga terbenam matahari). Sebab itu tubuh akan berusaha mengolah energy dari berbagai sumber. Dalam kondisi normal, energy diperoleh dari Glukosa yang terkandung di dalam tubuh. Namun saat seseorang berpuasa energy justru akan dihasilkan dari Keton. Akibatnya, metabolisme dalam tubuh akan berubah. Keton yang akan diubah menjadi energy ini tersimpan di dalam lemak. Hasilnya lemak tubuh akan berkurang. Begitu kata Dr.dr. Probosuseno, S.PD-K Ger,FINASIM,SE,MM, Dosen Departemen ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM. Lemak tubuh yang berkurang karena dirubah menjadi energy secara otomatis akan mengurangi kegemukan dan penyakit yang bersumber dari kelebihan lemak tersebut.

Perubahan Keton menjadi energy ini dalam ilmu kedokteran disebut Ketogenesis. Dari proses Ketogenesis tersebut, akan berdampak pada kesehatan jantung. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan dengan sendirinya meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi tekanan darah dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah. Kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama dalam penyakit jantung,

Proses Ketogenesis tersebut ternyata juga memiliki berbagai manfaat seperti menekan peradangan dan meningkatkan respon tubuh terhadap stres. Karena itu puasa bermanfaat untuk kesehatan mental. Penjelasannya: ketika seseorang berpuasa, orang akan terlatih mengontrol emosi dirinya dari berbagai tekanan dari luar. Karena terkontrol dengan baik maka bisa mengurangi beban dan mendatangkan rasa ketentraman. Puasa dapat menurunkan kadar hormon stress atau kortisol serta merangsang hormon endorphin yang baik untuk meredakan rasa cemas.

Pola makan seseorang lebih teratur ketika berpuasa. Hal ini berpengaruh terhadap sistem kendali diri. Sebab, konsumsi makanan yang diatur mempengaruhi pola pikir yang turut menjadi teratur. Jadi hormon yang tadinya naik turun, bisa lebih ditekan, sehingga menjadi lebih tenang. Dalam laman Psych Cetral, sebuah penelitian yang dilakukan pada 2021 lalu menyebutkan bahwa orang yang berpuasa memiliki skor kecemasan dan depresi yang lebih rendah daripada kelompok yang tidak berpuasa.

Puasa juga dapat memberikan manfaat bagi otak. Berdasarkan penelitian, saat berpuasa tubuh menghasilkan lebih banyak Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF), yaitu protein yang mendukung pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan BDNF dapat meningkatkan kognisi, memori, dan memperlambat proses penuaan otak.

Puasa merupakan proses untuk regenerasi sel. Menurut Yoshinori Ohsumi, peraih Nobel Kesehatan tahun 2016, atas temuanya tentang mekanisme autofagi (autophagy). Menurutnya dengan mekanisme autofagi, tubuh yang menahan lapar seperti puasa berdampak pada mekanisme daur ulang sel yang membantu memperlambat proses penuaan dan berdampak positif pada pembaruan sel. Autofagi, yang berarti “memakan dirinya sendiri” merupakan mekanisme daur ulang sel dengan memakan dirinya sendiri sebagai proses metabolisme yang terjadi pada kondisi lapar. Berdasarkan proses autofagi ini, maka puasa sering dihubungkan dengan umur panjang, yaitu orang-orang yang memiliki usia lebih lama karena terjadi proses regenerasi sel secara terus menerus melalui kebiasaan puasa.

Berdasarkan penjelasan di atas, puasa tidak saja memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh tetapi juga memberikan dampak kesehatan secara rohani. Fakta-fakta tersebut mengkonfirmasikan bahwa semua ibadah di dalam Islam termasuk di dalamnya ibadah puasa memiliki hikmah yang sangat besar bagi manusia. Bukan saja sebagai bentuk penghambaan seseorang kepada Sang Penciptanya tetapi juga memiliki hikmah berupa manfaat yang bisa dirasakan langsung oleh seorang hamba yang melaksanakan ibadah tersebut.

Namun demikian, ketika berpuasa kita harus tetap meluruskan niat yaitu berpuasa hanya semata-mata karena mengharapkan ridha Allah SWT. Jangan berpuasa dengan niat supaya menjadi sehat karena itu berarti kita beribadah tidak lurus dan ikhlas karena Allah SWT. Jika toh dengan puasa itu badan dan rohani menjadi lebih sehat, maka itu hanya efek atau bonus atau hikmah kebaikan yang diterima. Wallahu a’lam bishawab. (mh.05.03.25).

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini