Foto Pleno Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro, periode 2015-2022. Almarhum Drs. Hi. Panggih Sunarto, tampak duduk nomor dua dari kiri.
Perhelatan Musyawarah Daerah ke 5 Muhammadiyah Kota Metro telah usai dan ditutup pada 23 Maret 2023. Salah satu amanah penting musyawirin dari musda tersebut adalah agar pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro terpilih dapat mewujudkan tempat pemakaman khusus bagi warga Muhammadiyah. Amanah musyawirin itu akhirnya benar-benar menjadi keputusan musda dan ditanfidzkan.
Keputusan itu sebenarnya tidak istimewa, namun yang menarik adalah perdebatannya di arena musda. Dalam pembahasan di sidang komisi yang menggodok program pelayanan sosial, perlunya Muhammadiyah Kota Metro memiliki lahan pemakaman mengemuka. Salah seorang yang ikut membahas soal makam itu adalah Haji Panggih Sunarto. Kami para yuniornya memanggilnya Mbah Panggih. Beliau memang paling senior, saat itu usianya sudah 77 tahun. Beliau adalah salah satu anggota pleno pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Metro periode 2015-2022.
Saat pembahasan soal makam itu, Mbah Panggih dengan sangat bersemangat mendukung terwujudnya lahan makam bagi warga Muhammadiyah. Dengan sangat yakin beliau mengatakan “kalau nanti ada tempat pemakaman khusus Muhammadiyah, maka saya orang yang pertama akan mendaftar.” Antara terperangah dan agak senyum kecil kami semua kaget. Sambil guyonan saya menyampaikan kepada beliau “Orang Muhammadiyah itu sangking cintanya kepada Muhammadiyah, sudah meninggal saja ingin kumpul dengan kawan-kawannya. Apa nanti di alam sana kita membuat ranting Muhammadiyah Mbah”. Mbah Panggih dengan senyum-senyum merespon guyonan itu.
Pada beberapa kesempatan pasca musda itu setiap bertemu, beliau selalu menanyakan progres pengadaan lahan makam itu. Tentu itu menjadi pengingat terus bagi kami para pimpinan Muhammadiyah akan amanah musda tersebut. Kami hanya bisa menyampaikan sedang diusahakan. Mohon doanya agar kiranya dapat diwujudkan. Memang baru bisa menjawab begitu. Bukan tanpa usaha, di tengah keterbatasan yang dimiliki Muhammadiyah, hampir satu tahun pengadaan tanah makam itu belum juga bisa diwujudkan.
Hingga di awal tahun 2024 titik terang itu akhirnya muncul. Ini seperti oase di Tengah Padang pasir yang gersang. Pucuk dicinta ulam tiba. Doa-doa warga Muhammadiyah dikabulkan oleh Allah SWT. Atas kehendak Allah SWT, ada salah seorang warga Muhammadiyah yang tergerak hatinya untuk menghibahkan tanahnya untuk pemakaman Muhammadiyah. Saya tidak akan menyebutkan siapa aghniya yang dermawan itu. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dalam hidupnya dan keluarganya serta menerima segala amal baiknya.
Tidak tanggung-tanggung, orang yang sangat dermawan itu menghibahkan kurang lebih enam hektar lahannya untuk dakwah Muhammadiyah kota Metro. Sebagian lahan wakaf itu yang kemudian diperuntukkan untuk lahan pemakaman. Lebih kurang 8000 meter persegi dari kurang lebih enam hektar itu diperuntukkan untuk makam. Tempat makam itu kami beri nama Makam-Mu Husnul Khatimah. Belum jadi keputusan resmi, tetapi sebutan itu sudah sangat familier di internal pimpinan Muhammadiyah.
Dengan sangat cepat, makam itu kemudian diurus perizinannya. Proses pemerataan lahan juga segera dilakukan. Pengukuran arah kiblat juga dilakukan sebagai pedoman untuk posisi makam jika nanti ada yang ingin dimakamkan di Makam-Mu Husnul khatimah. Desain tata ruangnya pun sedang digarap. Kalau yang ini belum selesai, sedang proses.
Kurang lebih satu bulan yang lalu, ketika ada warga Muhammadiyah yang meninggal dan saya bertemu Mbah Panggih, ia mengingatkan kembali soal tanah makam bagi warga Muhammadiyah. Saya sampaikan bahwa lahannya sudah ada, sedang proses pemerataan dan land clearing. Beliau dengan berbinar merasa suka cita dengan berita itu seraya mengingatkan bahwa beliau ada orang pertama yang sudah memesan “rumah masa depan” ukuran 1 x 2 meter itu. Saya hanya tersenyum dan manggut-manggut.
Hari ini, Kamis, 15/08/2024 pukul 14.10, berita itu beredar di kalangan sosial media warga Muhammadiyah. Mbah Panggih telah dipanggil oleh Allah SWT. Kami semua tersentak, serasa tidak percaya. Rasanya belum lama kami berjumpa, namun hari ini semua sudah menjadi kenangan. Seseorang yang menghabiskan hidupnya berkhidmat untuk Muhammadiyah telah tiada. Hanya doa yang bisa kami panjatkan, Semoga segala amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT dan diampuni segala kesalahannya. Tugas kami adalah merealisasikan apa yang menjadi amanah Mbah Panggih, yaitu dimakamkan di Makam-Mu Husnul Khatimah. Sesuai dengan cita-citanya, beliau ada orang pertama yang dimakamkan di sana. (Mukhtar Hadi).