Jumat, Februari 7, 2025
BerandaArtikelHaji dan Ujian Kesabaran ( Bagian 2)

Haji dan Ujian Kesabaran ( Bagian 2)

Mukhtar Hadi

Wakil Ketua PDM Kota Metro 

 

Setelah persiapan haji yang membutuhkan kesabaran,  maka pelaksanaan perjalanan dari tanah air hingga sampai ke Arab Saudi juga membutuhkan kesabaran yang besar.

Tidak mudah mengelola jamaah yang begitu banyak dengan latar belakang baik usia maupun tingkat pendidikan yang berbeda. Belum lagi jamaah yang mengalami penurunan kesehatan justru ketika mau pemberangkatan. Panitia Pelaksana Ibadah Haji harus ekstra kerja keras dan sabar dalam menghadapi semua persoalan tersebut.

Perjalanan haji dari tanah air dengan menggunakan pesawat terbang menempuh jarak kurang lebih 8152 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih sembilan jam. Itu begitu jamaah haji gelombang dua yang berangkat dari Jakarta menuju ke Jeddah. Sementara jamaah haji gelombang pertama berangkat dari Jakarta menuju Madinah dengan jarak tempuh dan waktu yang kurang lebih juga sama.

Sembilan jam perjalanan menggunakan pesawat bagi sebagian orang yang untuk pertama kalinya terbang tentu menimbulkan rasa cemas dan khawatir. Diantara mereka banyak yang belum familier dengan penggunaan fasilitas dan standar keamanan pesawat. 

Dalam pemeriksaan barang misalnya, sudah berulang kali disampaikan agar jangan membawa barang-barang yang tidak diperbolehkan, namun jamaah tetap saja ada yang melanggar. Ada seorang jamaah yang kopernya harus dibongkar  karena membawa rokok yang melebihi ketentuan. Entah apa maksudnya, mau dipakai sendiri atau mau jualan rokok di Mekah. Ia ketahuan membawa rokok lebih dari 200 batang yaitu batas minimal yang diperbolehkan. Itu pun rokoknya harus memiliki cukai, jika tidak, maka akan disita.

Ada jamaah yang membawa gunting dan benda logam lainnya, karena itu benda yang dilarang dibawa dalam kabin pesawat. Dia bungkus gunting itu dengan kain berlipat-lipat, mungkin maksudnya supaya tidak ketahuan. Kenyataannya, masih juga kelihatan di pemeriksaan x- ray. Dia pikir dengan dibungkus kain gunting itu tidak terdeteksi pemeriksaan x-ray. Kopernya suruh dibuka dan guntingnya disita.

Beberapa tempat ada jamaah yang bawa alat masak listrik, seperti magic com atau teko pemanas air. Jamaah itu disuruh membuka koper dan lalu harus direlakan untuk ditinggalkan. Padahal tahun ini jamaah haji tidak perlu repot-repot begitu karena pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama, telah menyediakan makanan yang berlimpah selama di Arab Saudi dengan menu yang sesuai dengan selera lidah orang Indonesia.

Banyak jamaah yang juga masih awam dalam menggunakan fasilitas di bandara maupun di pesawat. Misalnya penggunaan toilet portable. Jamaah lansia terutama, perlu mendapat pendampingan dari mahramnya agar bisa menggunakan fasilitas itu dengan sebaik-baiknya. Kekhawatiran tidak bisa menggunakan toilet di pesawat terkadang membuat jamaah menahan untuk buang air kecil. Berusaha tidak minum air putih dengan mengabaikan rasa haus, supaya tidak mudah timbul ingin buang air kecil. Akibatnya jamaah dehidrasi atau kekurangan cairan yang berbahaya bagi kesehatannya.

Kondisi perjalanan haji ini sesungguhnya jauh lebih baik mungkin beribu lebih baik dibandingkan perjalanan haji di masa lalu sebagaimana yang pernah saya ceritakan dalam ‘Naik Haji di Masa Lalu’. Sekarang ini fasilitas perjalanan haji semakin lama semakin baik dan mudah serta nyaman. Calon jamaah haji tidak perlu khawatir. Yang dibutuhkan sekarang ini justru sikap sosial, tenggang rasa, suka menolong dan beretika sesuai dengan norma keadaban publik. Masih banyak jamaah haji yang sering mengabaikan etika sosial, seperti membuang sampah sembarangan, sukar antri, saling berebut masuk bus, tidak peduli dengan sesama dan yang sejenisnya. Wallahu a’lam bishawab. (Mukhtar Hadi, 27/05/24).

 

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini