Kekuatan seorang pemimpin salah satunya ada di kakinya, maka kompetensi leadership saat ini adalah leader’s foot (kaki seorang pemimpin). Puasa mengajarkan seorang mukmin menjaga kakinya untuk melangkah ke tempat yang tidak baik, tetapi melangkah ke tempat kebaikan bahkan sejauh nya untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Dari spirit puasa maka Allah SWT sedang melatih calon khalifah untuk memiliki kaki yang benar-benar berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Dalam tradisi kepemimpinan, seorang pemimpin harus memiliki kaki yang mampu menopang beban kepemimpinan, gesit, langkahnya luas dan jauh. Sehingga kakinya mampu membawa perkembangan organisasi atau lembaga yang dia pimpin. Ada beberapa spirit leaders foot dalam tulisan ini:
Yang pertama, Kuat menopang beban kepemimpinan
Seorang pemimpin harus memiliki karakter seperti kaki yang kuat, karena dirinya memegang amanah yang besar di pundaknya, jika kakinya tidak kokoh, maka akan jatuh. Banyak pemimpin jatuh karena topangan kaki yang tidak kuat, artinya pondasi diri yang tidak mapan, imanya, ilmunya, akhlaknya dan pengalamannya.
Tidak semua orang berhak memimpin sebab kepemimpinan itu merupakan amanah dan tanggungjawab. Auf bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah bersabda : “ Aku khabarkan kepadamu tentang pemimpin “. Auf berkata : Apa itu ya Rsulullah? Nabi menjawab : “ Kedudukan itu nanti merupakan sesuatu yang dapat membuat engkau hina. Kedua, kedudukan itu nanti akan memberikan penyesalan. Ketiga, kedudukan itu akan menjadi penyebab siksaan di hari akhirat, kecuali jika orang yang mendapat kedudukan itu dapat bersikap adil, tetapi bagaimana mungkin seseorang itu dapat berlaku adil dengan kaum kerabatnya ( hadis riwayat Bazar, dan Thabrani )
Memang memimpin itu merupakan nikmat dan peluang pahala yang berlipat ganda. Ibnu Abbas menceritakan bahwa Rasulullah saw bersabda : Satu hari keadilan seorang pemimpin lebih baik daripada ibadah selama enam puluh tahun, dan jika seorang pemimpin menegakkan hukum dengan adil itu lebih utama daripada nikmat turunnya hujan selama empat puluh hari “ ( riwayat Thabrani )
Dengan dua peluang yang sama-sama kuat antara surga dan neraka, maka pemimpin sama dengan satu kaki di surga dan satu kaki di neraka. Sehingga kaki seorang pemimpin harus hati-hati karena bisa saja terpeleset masuk neraka. Agar tidak terpeleset maka seorang pemimpin harus hati hati dan kuat membawa beban
Yang kedua, Gerak melangkah dengan Cepat
Kaki seorang pemimpin harus mampu melangkah dengan cepat. Karena pemimpin tidak boleh lelet apalagi malas, karena akan berefek pada anak buahnya. Kakinya harus segera merespon perintah pikiran dan hati jika membutuhkan segera diselesaikan.
Pemimpin dengan kakinya sebagai pelayan, tidak mengenal waktu tempat dan keadaan demi umatnya bahagia. Dia harus siap menikmati jalan yang rusak, gunung yang tinggi bahkan cuaca yang tidak enak, demi memastikan umatnya terjamin yang dibutuhkan mereka.
Yang ketiga, Melangkah jauh dan luas
Kaki seorang pemimpin tidak hanya cepat, tetapi harus mampu berjalan jauh dan luas. Seorang pemimpin harus memiliki daya relisiensi yang kuat untuk meraih visi yang panjang dah memiliki kemampuan jejaring yang luas.
Kakinya tidak berhenti di mana dia tinggal, tetapi kakinya mengkomunikasikan dan merelasikan kebaikan dari luar untuk kebaikan lembaga. Karena pemimpin bukan adminstrator yang hanya di meja, tetapi dia mampu menggabungkan peran anggota tubunya denga baik.
Rasulullah SAW rela berjalan jauh ke Madinah demi menyelamatkan agama islam yang ditolak di makkah. Menyebarkan islam ke Najasy, membangun jaringan dengan raja Herklius bahkan kisra, sehingga kaki seorang pemimpin harus kuat memenuhi tujuanya.
Pemimpin profetik adalah yang memiliki kompetensi kaki yang handal, kuat dan memiliki daya tahan tinggi untuk melangkah cepat, jauh dan luas, bahkan kuat menopang tanggung jawab kepemimpinan yang sangat berat, karena kaki pemimpin satu disurga. Tetapi bagi pemimpin profetik, mereka optimalisasi peran kaki ke surga.