Mukhtar Hadi
Wakil Ketua PDM Kota Metro
Jamaah haji Indonesia seperti tahun yang sudah-sudah merupakan jamaah haji dengan jumlah terbesar. Pada tahun 2024 atau musim haji tahun 1445 H ini jumlah jamaah haji Indonesia berjumlah 241.000 orang. Indonesia menempati peringkat pertama negara yang mengutus jumlah jamaah haji terbesar, disusul berikutnya Pakistan dengan 179.210 jamaah, India dengan 175.025 orang, Bangladesh dengan 127.298 orang, dan negara Iran dengan jumlah 87.000 jamaah.
Dari 241.000 jamaah haji Indonesia tersebut, 229.000 merupakan jamaah haji reguler yang diurus oleh pemerintah sementara sisanya merupakan jamaah haji khusus dan furoda yang dikelola oleh pihak swasta.
Mengelola ratusan ribu jamaah haji tentu tidaklah mudah. Pemerintah harus bekerja keras untuk suksesnya ibadah haji. Sejak pembagian kuota per daerah, pengelolaan istito’ah para calon haji, persiapan manasik, pemberangkatan hingga penempatan di Arab Saudi. Serta yang tidak kalah pentingnya adalah menfasilitasi jamaah haji agar ibadah hajinya berjalan lancar, teratur dan tertib sesuai dengan syarat, wajib dan rukunnya.
Perlu kita berikan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh jajaran Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai penyelenggara dan pengelola haji Indonesia.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi mengatur dan menempatkan jamaah haji yang sangat besar jumlahnya itu dengan mendirikan maktab-maktab. Maktab adalah kantor yang diberi kewenangan pemerintah Arab Saudi untuk mengurus penyiapan pelayanan jamaah haji dari soal akomodasi, transportasi dan katering. Maktab Indonesia bergabung dalam dalam satu layanan jamaah haji Asia Tenggara. Khusus untuk jamaah haji Indonesia didirikan 70 maktab untuk mengurusi 229.000 jamaah haji reguler.
Peta akomodasi jamaah haji Indonesia 2024 di Makkah dibagi menjadi 11 sektor, yaitu sektor 1 Syisyah, 2 Syisyah, 3 Syisyah, 4 Syisyah, 5 Raudhah, 6 Jarwal, 7 Jarwal, 8 Jarwal, 9 Misfalah, 10 Misfalah, 11 Rei’ Bakhsyi. Masing-masing sektor membawahi beberapa hotel yang ditempati jamaah haji. Sektor yang paling banyak membawahi hotel adalah sektor Syisyah 1 dengan 30 hotel dan yang paling sedikit adalah sektor 7 Jarwal yang hanya membawahi 2 hotel. Saya sendiri dengan jamaah lainnya asal Lampung, Jakarta dan Tangerang ditempatkan di sektor 2 Syisyah yang membawahi 17 hotel. Dengan demikian ada ratusan hotel yang digunakan untuk penempatan jamaah haji Indonesia.
Kami ditempatkan hotel E’maar al-Taqwa. Hotel yang terdiri dari 20 lantai, dimana 15 lantai untuk penginapan dan 5 lantai yang lainnya digunakan untuk ruang lobi, musholla, pelayanan kesehatan, dan tempat cuci pakaian. E’maar al-Taqwa dihuni sebanyak enam kelompok terbang. Jika rata-rata satu kelompok terbang diisi empat ratus jamaah, maka di hotel ini ada sekitar 2.400 jamaah.
Dari enam kloter yang ditempatkan di hotel E’maar al-Taqwa tidak semuanya jamaah haji gelombang kedua, namun separuhnya adalah jamaah haji gelombang pertama yang lebih dulu berangkat melalui Madinah. Setelah hampir sepuluh hari di Madinah mereka dimobilisasi ke Mekah dijadikan satu dengan jamaah gelombang kedua yang baru saja tiba di Mekah lewat bandara Jeddah.
Aktivitas jamaah haji di hotel pertama-tama adalah melaksanakan Umroh Wajib sebagai tertib dalam urutan haji Tamathu’ yaitu melaksanakan umroh dahulu baru melaksanakan haji. Umroh wajib umumnya bisa diselesaikan dalam satu hari. Rukunnya: niat dengan menggunakan pakaian ihram dari miqat, thawaf, sa’i dan tahallul atau mencukur rambut. Setelah umroh wajib dilaksanakan jamaah haji tinggal menunggu pelaksanaan ibadah haji yang rangkaian waktunya dimulai tanggal 8 Dzulhijjah sampai dengan 13 Dzulhijjah. Masih lama, ada waktu hingga sampai dua puluh hari kurang lebih menunggu pelaksanaan ibadah haji.
Selama menunggu pelaksanaan ibadah haji, jamaah haji melaksanakan aktivitas harian seperti biasa yaitu shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, memperbanyak dzikir dan berdoa kepada Allah SWT. Aktivitas ibadah harian ini bisa dilaksanakan di hotel, di musholla yang telah disediakan dan tidak sedikit pula yang melaksanakannya di Masjidil Haram. Untuk melaksanakan aktivitas ibadah di Masjidil Haram telah disediakan bis angkutan yang lewat di depan hotel dan beroperasi sepanjang 24 jam non stop. (MH.03/06/24).