Rabu, Januari 22, 2025
BerandaArtikelBer-Muhammadiyah Lahir dan Batin

Ber-Muhammadiyah Lahir dan Batin

Banyak jalan “menjadi” Muhammadiyah. Ada yang sejak lahir memang sudah menjadi Muhammadiyah, karena bapak ibunya adalah keluarga Muhammadiyah bahkan menjadi pengurus Muhammadiyah. Di darahnya mengalir darah Muhammadiyah dari bapak ibunya. Ada yang untuk pertamakalinya berkenalan dengan Muhammadiyah karena diterima dan bekerja di amal usaha Muhammadiyah. Awalnya bimbang dan ragu-ragu dalam suasana baru di amal usaha, akan tetapi lama-lama  beradaptasi, mempelajari dan pada akhirnya mencintai Muhammadiyah. Awalnya terpaksa dan agak dipaksa, tapi kemudian terbiasa dan mencinta. Orang-orang seperti ini mengikuti ungkapan dalam bahasa Jawa “witing tresno jalaran songko kulino”.

Di luar proses itu, ada pula  yang mengenal Muhammadiyah dengan cara yang “romantis”. Adalah mereka yang menemukan tambatan hati dan berjodoh dengan orang atau kader Muhammadiyah. Baik suami atau istri, tadinya bukan berasal dari Muhammadiyah, namun karena salah satunya Muhammadiyah, jadilah mereka menyatukan hati untuk berkhidmat di Muhammadiyah. Ada yang tadinya sama sekali tidak mengenal Muhammadiyah, tapi karena tinggal di tengah-tengah lingkungan mayoritas Muhammadiyah, jadilah ia mengenal dan aktif di Muhammadiyah.

Ada pula yang cukup heroik untuk menjadi Muhammadiyah. Tadinya agak sinis, meragukan bahkan “memusuhi”. Justru karena kesinisan itu ada keinginan untuk tahu, terjadi proses pencarian. Muhammadiyah dipelajari, dikritisi, pemikiran-pemikirannya dipahami. Kemajuan-kemajuannya dikaji. Karakter orang-orangnya direnungkan dan dibandingkan dengan yang bukan Muhammadiyah. Kesimpulannya menjadi tertarik, mengikut, aktif dan berkhidmat sepenuh hati.

Begitulah beberapa jalan yang di tempuh untuk sampai ke Muhammadiyah. Sangat mungkin  masih banyak jalan lain untuk menjadi Muhammadiyah. Semuanya orang di Muhammadiyah ini memiliki pengalaman dan histori yang berbeda-beda hingga sampai pada titiknya sekarang. Pengalaman saya berbeda dengan pengalaman yang lain. Pengalaman yang membaca ini mungkin sama tapi juga mungkin berbeda dengan saya dan yang lainnya.

Satu yang harus menjadi perenungan. Darimanapun cara dan pintu masuk kita untuk ber-Muhammadiyah, maka  semua warga Muhammadiyah harus ber-Muhammadiyah secara lahir dan batin.  Tidak cukup lahirnya saja di Muhammadiyah tetapi batinya ke tempat lain atau untuk tujuan lain. Menjadi Muhammadiyah hanya lahirnya saja itu akan sangat melelahkan dan tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali sekedar materi atau kepentingan semu saja. Namun kalau ber-Muhammadiyah lahir dan batin, maka ada kepuasan di sana, ada persaudaraan, ada kegembiraan, dan yang paling penting dicatat sebagai ibadah di sisi Allah SWT karena sudah berdakwah menyebarkan ajaran Islam lewat persyarikatan Muhammadiyah. Insya Allah.

 

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini